- Details
-
Created on Wednesday, 29 May 2013 23:04
-
Written by Atik Ambarwati
-
Category: Berita SMK
-
Hits: 14355
Apa itu Sekolah Siaga Bencana?
Sekolah Siaga Bencana (SSB) merupakan upaya membangun kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana dalam rangka menggugah kesadaran seluruh unsur-unsur dalam bidang pendidikan baik individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah baik itu sebelum, saat maupun setelah bencana terjadi.
Apa Tujuan Membangun Sekolah Siaga Bencana (SSB)?
- Membangun budaya siaga dan budaya aman disekolah dengan mengembangkan jejaring bersama para pemangku kepentingan di bidang penanganan bencana;
- Meningkatkan kapasitas institusi sekolah dan individu dalam mewujudkan tempat belajar yang lebih aman bagi siswa, guru, anggota komunitas sekolah serta komunitas di sekeliling sekolah;
- Menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan ke masyarakat luas melalui jalur pendidikan sekolah.
Apa Indikator Sekolah Siaga Bencana (SSB) itu?
- Indikator untuk Parameter Pengetahuan dan Keterampilan
- Indikator untuk Parameter Kebijakan
- Indikator untuk Parameter Rencana Tanggab Darurat
- Indikator untuk Parameter Mobilisasi Sumberdaya
- Pengetahuan mengenai jenis bahaya, sumber bahaya, besaran bahaya dan dampak bahaya serta tanda-tanda bahaya yang ada di lingkungan sekolah
- Akses bagi seluruh komponen sekolah untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kesiagaan (materi acuan, ikut serta dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore siswa, dsb.).
- Pengetahuan sejarah bencana yang pernah terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya
- Pengetahuan mengenai kerentanan dan kapasitas yang dimiliki di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
- Pengetahuan upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana di sekolah.
- Keterampilan seluruh komponen sekolah dalam menjalankan rencana tanggap darurat
- Adanya kegiatan simulasi regular.
- Sosialisasi dan pelatihan kesiagaan kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah.
Adanya kebijakan, kesepakatan, peraturan sekolah yang mendukung upaya kesiagaan di sekolah
- Adanya dokumen penilaian risiko bencana yang disusun bersama secara partisipatif dengan warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah.
- Adanya protokol komunikasi dan koordinasi
- Adanya Prosedur Tetap Kesiagaan Sekolah yang disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh komponen sekolah
- Kesepakatan dan ketersediaan lokasi evakuasi/shelter terdekat dengan sekolah, disosialisasikan kepada seluruh komponen sekolah dan orang tua siswa, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah
- Dokumen penting sekolah digandakan dan tersimpan baik, agar dapat tetap ada, meskipun sekolah terkena bencana.
- Catatan informasi penting yang mudah digunakan seluruh komponen sekolah, seperti pertolongan darurat terdekat, puskesmas/rumah sakit terdekat, dan aparat terkait.
- Adanya peta evakuasi sekolah, dengan tanda dan rambu yang terpasang, yang mudah dipahami oleh seluruh komponen sekolah
- Akses terhadap informasi bahaya, baik dari tanda alam, informasi dari lingkungan, dan dari pihak berwenang (pemerintah daerah dan BMG)
- Penyiapan alat dan tanda bahaya yang disepakati dan dipahami seluruh komponen sekolah
- Mekanisme penyebarluasan informasi peringatan bahaya di lingkungan sekolah
- Pemahaman yang baik oleh seluruh komponen sekolah bagaimana bereaksi terhadap informasi peringatan bahaya
- Adanya petugas yang bertanggungjawab dan berwenang mengoperasikan alat peringatan dini. Pemeliharaan alat peringatan dini.
- Adanya gugus siaga bencana sekolah termasuk perwakilan peserta didik.
- Adanya perlengkapan dasar dan suplai kebutuhan dasar pasca bencana yang dapat segera dipenuhi, dan diakses oleh
- komunitas sekolah, seperti alat pertolongan pertama serta evakuasi, obat-obatan, terpal, tenda dan sumber air bersih.
- Pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai kesiagaan sekolah secara rutin (menguji atau melatih kesiagaan sekolah secara berkala).
- Adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana baik setempat (desa/kelurahan dan kecamatan) maupun dengan BPBD/Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab terhadap koordinasi dan penyelenggaraan penanggulangan bencana di kota/kabupaten.
Apa Syarat Minimal Menuju Sekolah Siaga Bencana (SSB)?
- Ada komitmen dari Kepala Sekolah dan komunitas sekolah.
- Ada dukungan dari Dinas Pendidikan diwilayahnya.
- Ada dukungan dari organisasi terkaitpengurangan risiko bencana.
- Melakukan penguatan kapasitas pengetahuandan keterampilan bagi guru dan siswa sekolah.
- Melakukan latihan berkala yang jelas dan terukur.
- Adanya keterlibatan dukungan menerus dari Dinas Pendidikan dan organisasi terkait PRB, termasuk dalam proses pemantauan dan evaluasi sekolah.
SMK NASIONAL BERBAH Sudah diresmikan oleh bpk Bupati Sleman sebagai sekolah siaga bencana atau SSB, karena sudah memenuhi syarat – syarat yang ditentukan. SMK NASIONAL sebagi final projek sebagai sekolah yang siaga bencana dan yang sudah menyiapkan peserta didiknya untuk tanggap bencana atau mempersiapkan diri apa yang harus dilakukan disaat bencana terjadi. Disetiap sudut sekolah diberi petunjuk dimana siswa harus mengamankan diri jika tejadi bencana.
Sumber : http://www.jogjatv.tv/berita/19/01/2013/smk-nasional-berbah-menjadi-sekolah-siaga-bencana
Untuk mengurangi resiko dari bencana alam yang terjadi di wilayah Sleman, Bupati Sleman Sri Purnomo, Sabtu (19/1) pagi melakukan pencanangan sekolah siaga bencana di SMK Nasional Berbah Sleman. Pencanangan ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya Bupati Sleman juga melakukan mencanangkan SMA Negeri 1 Cangkringan sebagai sekolah siaga bencana. Pencanangan SMK Nasional Berbah, Sleman sebagai Sekolah Siaga Bencana ditandai dengan simulasi para siswa dalam memperagakan kepiawaian melakukan evakuasi saat terjadinya bencana gempa bumi.
Bupati Sleman Sri Purnomo, yang ditemui usai acara, mengatakan, SMK Nasional Berbah layak untuk menjadi sekolah siaga bencana. Sekolah tersebut mendapat apresiasi karena telah menerapkan kurikulum lokal dengan pendidikan mitigasi Bencana yang disesuaikan dengan potensi bencana yang terjadi, yaitu bencana alam gempa bumi. Langkah ini diharapkan dapat ditiru sekolah lain, mulai dari Jenjang SMP hingga SMA dan SMK di seluruh Kabupaten Sleman. Dengan telah dicanangkannya SMK Nasional Berbah sebagai sekolah siaga bencana, maka di Sleman kini terdapat dua sekolah yang menjadi sekolah siaga bencana. Yakni SMK Nasional Berbah sebagai sekolah siaga bencana gempa bumi, dan SMA N 1 Cangrkingan sebagai sekolah siaga bencana erupsi Merapi.
Menurut Kepala SMK Nasional Berbah, Dwi Ahmadi, kurikulum lokal berupa pendidikan mitigasi bencana di sekolahnya telah dimulai pada tahun ajaran 2012-2013 . Pendidkan mitigasi bencana tersebut diselipkan dalam pendidikan mata pelajan IPA dan Bahasa Indonesia. Dalam mata pelajaran tersebut, para siswa mendapat pelatihan dan dituntut untuk dapat mengatasi permasalahan jika bencana gempa bumi terjadi sebagai upaya pengurangan resiko bencana. SMK Nasional Berbah juga didukung dengan bangunan tahan gempa, serta peta evakuasi dan kentongan untuk menyampaikan pesan darurat bila gempa bumi terjadi.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Urip Bahagia, yang ditemui secara terpisah, mengatakan, pihaknya kini tengah mendorong seluruh pemilik bangunan fasilitas umum seperti sekolah untuk dapat memiliki sertifikasi kontruksi bangunan tahan gempa. Verifikasi bangunan tahan gempa akan dilakukan para ahli, dan pengurusannya dapat dilakukan di kantor BPBD Sleman. Sertifikasi tersebut bertujuan untuk mendukung keamanan dan kenyaman siswa selama belajar di sekolah.
Foto terkait kegiatan